Kamis, 17 Desember 2009
8 Kado Indah...
Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak
ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.
KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang
tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir
dihadapannya lewat surat , telepon, foto atau faks.
Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat
berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara
lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran Anda
sebagai pembawa kebahagiaan.
MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab,
kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang
mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala
ucapannya, secara tak langsung kita juga telah
menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa
mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan
betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang
disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela,
mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia
menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan
tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa
diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun
akan terdengar manis baginya.
DIAM
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan.
Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau
membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, Diam
juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang
karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari
kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur,
mengkritik bahkan mengomel.
KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak
penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang
bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang
jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan
adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan
bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari
itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan
penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia
putuskan atau lakukan.
KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi
tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil
indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang
indah. Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun
bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan
bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan
yang tertata indah, misalnya.
TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif
terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita
sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya
dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba
hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan
tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu
terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal
yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula,
pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima
kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah
kado indah yang sering terlupakan.
KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran.
Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila
Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan
kado "kesediaan mengalah". Kesediaan untuk mengalah
juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita
menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di
dunia ini.
SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa.
Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa
menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat
dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan
obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan
isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliiling
kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman
manis pada orang yang dikasihi?
di sadur dari berbagai sumber
Ada hal2 yang tdk ingin kita lepaskan, orang2 yang tdk ingin kita tinggalkan tapi ada saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang bukan karena orang itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.
Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kebahagiaan kita sangat bergantung pada orang itu.
Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kita merasa dia itu ganteng, cantik, teristimewa dibandingkan dgn yang lain.
Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kita takut tidak dapat menemukan yang seperti dia.
Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika begitu banyak saat2 indah senantiasa terbayang dibenak kita.
Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika hati kita berkata “Saya sangat mencintainya”. Ingatlah !! Melepaskan bukanlah akhir dari dunia melainkan awal dari suatu kehidupan baru…
Kita harus melepaskan seseorang karena kebahagiaan kita tidak tergantung padanya.
Kita harus melepaskan seseorang karena kita menyadari yang ganteng,yang cantik, yang istimewa belum tentu yang terbaik buat kita.
Kita harus melepaskan seseorang karena kita tahu jika Tuhan mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.
Kita harus melepaskan seseorang ketika saat2 indah hanyalah tinggal masa lalu.
Kita harus melepaskan seseorang karena kepala kita berkata “tidak ada lagi yang dapat dipertahankan”.
Kegagalan tidak berarti Anda tidak mencapai apa2… namun Anda telah memahami sesuatu…! Segala sesuatu ada waktunya, ada saat mempertahankan, ada saat melepaskan…!!
Kekayaan, kesuksesan..... dan Kasih Sayang
Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah dari
perjalanannya keluar rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut
yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.
Wanita itu berkata dengan senyumnya yang khas: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti orang baik-baik yang sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut".
Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?" Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar". "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali", kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini". Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama" , kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.
Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut disebelahnya, "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-Sayang.
Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk kerumahmu."
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangka n sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan." Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja?
Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang. " Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang menjadi teman santap malam kita."
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini." Si Kasih-sayang berdiri, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta.. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?" Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar.
Namun, karena Anda mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun Kasih sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."
Wanita: Antara Mawar & Edelweiss
Ada satu alasan mengapa wanita sering diidentikkan dengan bunga. Tak lain karena keduanya memiliki sesuatu yang sama: keindahan. Barangkali karena alasan itu pulalah wanita sering menjadi sumber inspirasi bagi lahirnya karya-karya seni, apapun bentuknya. Dan bunga sering dijadikan simbol yang dianggap pas untuk mewakili gambaran elok seorang wanita.
Keindahan bunga adalah keindaham alami, seperti juga keindahan wanita yang bersifat kodrati. Artinya, tanpa wanita itu berusaha menunjukkan segala yang indah dari dirinya, itu tak akan mengurangi penilaian orang akan keindahan yang dimilikinya. Dan mustahil kalau kaum wanita sendiri tidak menyadari akan hal ini. Bahkan menurut saya, sebagian dari mereka – terutama yang kebetulan dianugerahi Tuhan dengan kecantikan lahir – terlalu sadar akan sesuatu yang dimlikinya yang dapat menyedot perhatian orang lain. Maka mereka berpikir, rasanya mubazir kalau itu tidak dimanfaatkan sebaik mungkin. Pemanfaatan ke arah yang positif, it’s never mind. Bahkan itu justru akan memberi kepastian bagi masa depannya. Mereka bisa memilih dan menekuni bidang-bidang yang lebih memungkinkan dan mempunyai nilai lebih jika itu dikerjakan atau dilakukan oleh kaum wanita, seperti dunia tarik suara, public relation, sekretaris, foto model, peragawati dan sejenisnya. Tapi jika itu sudah menjurus kepada kondisi dimana mereka hanya ingin memuaskan keinginan pribadi tanpa batas, berarti mereka sudah memasuki daerah yang dangerously.
Mengamati sikap dan tingkah laku wanita, kalau boleh saya mengumpamakan dengan bunga, saya hanya akan menyodorkan mawar dan edelweis. Mawar termasuk jenis bunga yang memiliki bentuk yang indah dan aneka warna yang menarik. Dengan keadaan seperti itu, ia akan dengan mudah menyedot perhatian banyak orang. Dan karena ia mudah ditemukan dimana-mana tidak terlalu sulit bagi setiap orang untuk memetiknya tanpa perlu pengorbanan yang berarti. Juga karena pesona yang ada padanya hanya sebatas bentuk dan warnanya, tak lama setelah ia dipetik dan layu, ia menjadi tak menarik lagi dan orang akan mencari mawar yang lain.
Tanpa bermaksud mendeskriditkan kaum wanita, saya sering menjumpai wanita yang bertipe mawar. Mereka menganggap ketertarikan orang lain (kaum pria) pada diri mereka adalah karena penampilan fisik semata. Meskipun anggapan seperti itu tidak seluruhnya keliru, saya kira mereka telah memasang jerat untuk dirinya sendiri. Dengan beranggapan seperti itu, mereka jadi tidak memiliki kontrol yang ketat terhadap segala pengaruh yang masuk yang dapat memberikan nilai plus pada penampilan fisik menurut versi mereka. Satu contoh konkrit yang bisa kita lihat akhir-akhir ini, betapa pengaruh perkembangan fashion mampu mengubah kepribadian seseorang. Kita tidak perlu bersusah payah mencari kemana-mana untuk menemukan para wanita dari segala lapisan yang gemar – maaf – memamerkan bagian tubuhnya – yang menurut saya – sangat sensitif untuk bisa dinikmati begitu banyak pasang mata dengan bebas tanpa malu-malu. Pakaian-pakaian yang super mini dan ketat sepertinya telah menjadi uniform yang perlu mereka kenakan di segala kesempatan. Saya khawatir dengan begitu orang lain bakal memandang rendah pada mereka – apalagi jika dilengkapi dengan sikap dan tingkah laku yang serba permisif. Dan ternyata kekhawatiran saya telah terbukti jika melihat kejadian akhir-akhir ini. Betapa kaum wanita dapat dengan mudah menjadi bahan bulan-bulanan kaum pria. Dari hal-hal yang ”sepele” seperti dikhianati rasa cinta – dalam berbagai perwujudannya – yang telah ia serahkan bulat-bulat, sampai pada perenggutan kehormatan (terpaksa atau sukarela). Sementara dari kaum pria – tanpa bermaksud mengemukakan apologia – ada agresifitas dan superioritas yang juga bersifat kodrati. Terhadap wanita yang menjaga jarakpun kaum pria berusaha menembus batas-batas itu, apalagi terhadap wanita yang begitu ”welcome”. Jadi jika ada kasus pelecehan wanita begitu rupa oleh kaum pria, agaknya perlu ditelusuri bagaimana gaya hidup wanita itu. Karena menurut saya – kalau boleh saya gambarkan, kondisinya seperti buaya yang tengah menganga kelaparan dan tiba-tiba ada bangkai lewat di depan matanya. Rasanya sangat mustahil buaya itu membiarkan bangkai berlalu begitu saja.
Saya pikir, kenapa wanita tidak mencoba bercermin pada kehidupan edelweis. Bunga ini hanya terdapat di gunung-gunung, memiliki bentuk dan warna tidak semenarik mawar, tapi ternyata banyak orang yang menginginkannya karena kekhasan yang dimilikinya, meskipun untuk itu diperlukan pengorbanan yang sangat berarti dan kesungguhan. Wanita tipe edelweis adalah wanita yang memiliki prinsip hidup yang positif. Ia begitu menjaga ucapan, sikap dan tingkah lakunya. Tidak menarik diri dari pergaulan, tapi juga tidak terpengaruh gaya hidup yang justru akan merendahkan martabatnya. Pesona yang memancar dari dirinya berasal dari keanggunan sikap mental dan moralitasnya. Saya yakin dengan sikap seperti itu tak ada pria yang berani menjamahnya secara sembarangan. Dan terus terang saya sering juga menjumpai wanita seperti itu.
source: http://www.penulisindonesi
Life Inspiration Story
Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.
Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang aku sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, aku putuskan untuk melakukannya sendiri.
Sambil menangani lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak tergesa-gesa.
Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untu makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer.
Lalu kutanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat.
Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir.
Aku sangat terkejut dan berkata, “Dan Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi?”
Dia tersenyum ketika tangannya menepuk tanganku sambil berkata, “Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia, ‘khan?”
Aku terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tanganku masih tetap merinding, “Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hidupku.”
Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.
---
Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki. “Hidup bukanlah perjuangan menghadapi badai, tapi bagaimana tetap menari di tengah hujan.”
Cerita INSPIRATIF!!
Dikisahkan, di tepian tebing yang terjal, tumbuhlah setangkai tunas bunga lily. Saat tunas bunga lily mulai bertumbuh, dia tampak seperti sebatang rumput biasa. Tetapi, dia mempunyai keyakinan yang kuat, bahwa kelak dia pasti akan tumbuh menjadi sekuntum bunga lily yang indah.
Rumput-rumput liar di sekitarnya mengejek dan menertawakannya. Burung-burung dan serangga pun menasihatinya agar tunas lily jangan bermimpi menjadi bunga. Mereka pun berkata, "Hai tunas muda, sekalipun kamu bisa mekar menjadi kuntum bunga lily yang cantik, tetapi lihatlah sekitarmu. Di tebing yang terpencil ini, biarpun secantik apa pun dirimu kelak, tidak ada orang yang akan datang melihat dan menikmati keindahanmu."
Diejek seperti itu, tunas bunga lily tetap diam dan semakin rajin menyerap air dan sinar matahari agar akar dan batangnya bertumbuh kuat. Akhirnya, suatu pagi di musim semi, saatnya kuncup pertama pun mulai bertumbuh. Bunga lily merasa senang sekali. Usaha dan kerja kerasnya tidak sia-sia. Hal itu menambah keyakinan dan kepercayaan dirinya.
Dia berkata kepada dirinya sendiri, "Aku akan mekar menjadi sekuntum bunga lily yang indah. Kewajibanku sebagai bunga adalah mekar dan berbunga. Tidak peduli apakah ada orang yang akan melihat atau menikmati keberadaanku. Aku tetap harus mekar dan berbunga sesuai dengan identitasku sebagai bunga lily."
Hari demi hari, waktu terus berjalan. Akhirnya, kuncup bunga lily pun mekar berkembang-tampak indah dan putih warnanya. Saat itulah, rumput liar, burung-burung, dan serangga tidak berani lagi mengejek dan menertawakan si bunga lily.
Bunga lily pun tetap rajin memperkuat akar dan bertumbuh terus. Dari satu kuntum menjadi dua kuntum, berkembang lagi, terus dan terus berkembang, semakin banyak. Sehingga jika dilihat dari kejauhan, tebing pun seolah diselimuti oleh hamparan putih bunga-bunga lily yang indah. Orang-orang dari kota maupun desa, mulai berdatangan untuk menikmati keindahan permadani putih bunga lily. Dan tempat itu pun kemudian terkenal dengan sebutan "Tebing Bunga Lily."
---
Cerita semangat bunga lily ini menginspirasikan kepada kita, saat kita mempunyai impian, ide, keinginan, atau apapun yang menjadi keyakinan kita untuk diwujudkan, jangan peduli ejekan orang lain! Jangan takut diremehkan oleh orang lain! Tidak perlu menanggapi semua itu dengan emosi, apalagi membenci. Justru sebaliknya, tetaplah yakin dan berjuang dengan segenap kemampuan yang kita miliki. Buktikan semua mimpi bisa menjadi nyata.
Hanya dengan bukti keberhasilan yang mampu kita ciptakan, maka identitas kita, jati diri kita, lambat atau cepat pasti akan diakui dan diterima; selaras dengan pepatah yang menyatakan: "A great pleasure in life is doing what people say, you cannot do." Kepuasan terbesar dalam hidup ini adalah mampu melakukan apa yang dikatakan orang lain tidak dapat kita lakukan
Langganan:
Postingan (Atom)